Sebagai Kenangan
Terindah
Di pagi hari yang begitu cerah aku berjalan
menuju halte.. “Clara...” terdengar suara seperti ada yang memanggil namaku. “Claraaaa....”
suara itu makin terdengar keras. Terlihat disana ada 2 sosok lelaki sedang
berlari menuju ke arah ku. “iya ada apa?” sahutku. “boleh kenalan ga? Aku
Yudha” jawab salah satu dari mereka. Hmm.. sedikit aneh, “heeii.. kok diem. Aku
Wisnu, kita dari SMP 4 Purwokerto. Kita pengen jadi temenmu.. boleh kan?” sahut
temen dari Yudha. “hmm.. iya boleh. Tapi ngomong-ngomong tau namaku dari mana?”
jawabku. “temen mu, Dania.” Jawab Yudha. Setelah lama berbincang-bincang bis
yang akan aku naiki pun datang, dan disinilah akhir dari percakapan kami di
pagi hari.
Sore harinya ponselku berdering, kringg....kringgg...kriiingg... ”hai
Clara..” nomer yang tidak kukenal dan tak tau dari siapa pesan itu. “iyaa..
dengan siapa?” balasku. “Yudha, yang tadi pagi.. masih ingat?” balasnya. Selama
3 jam aku tidak membalasnya, dan ponsel ku pun berdering kembali.... kali ini
dia menelfon. “iya, hallo.. ada apa?” jawabku. “engga ada apa-apa” jawabnya.
“lalu kenapa kau menelfonku?” jawabku lagi. “pengen aja.. ga boleh yaa?” jawab
Yudha. “ahh, sudahlah aku mau belajar dulu sambung lain kali aja yaa...”
jawabku. “okee..” jawab Yudha.
Sudah 1 minggu ini dia nggak pernah ngabarin
aku lagi.. iya nggak apa-apa siih.. tapi rasanya seperti ada yang berbeda,
entahlah....
Tok..tokk...tokk....
“Claraaa.....”
, “iya, sebentar.” “ehh, Dania ada apa? Ayo masuk..” sahutku. “engga lah
makasih cuman sebentar doang kok.” Jawab Dania.
“memangnya
ada apa?” sahutku
“besok
jalan yuuuk.. mau nggak? Aku tunggu di rumahku pukul 10.00. gimana mau
nggak?” jawab Dania.
“lohh..loh..lohh...
memangnya lagi ada acara apa? Siapa yang ulang tahun? Kok tiba-tiba ngajak
jalan?” jawabku dengan kebingungan, tidak biasanya Dania mengajaku jalan.
“sudahlaah..
tinggal jawab mau atau tidak?” sahut Dania
“iyaa-aaa-aaa..
boleeehhh deehh..” jawabku dengan terbata-bata.
“okeh,
aku tunggu yaa.. pukul 10.00. byee... Clara..”
“iyaaaa...
byee... “
Pukul 09.30 aku sudah bersiap-siap
pergi ke rumah Dania. Belum sampai di
depan rumahnya Dania langsung menyambar tanganku untuk cepat-cepat menaiki
sepeda motornya. “yaelah buru-buru amat neng... “ sahutku. “udah ga sabar gue
pengen nonton pertunjukan.” Jawab Dania dengan girang. “pertunjukan?” jawabku
bingung. “iyaaa, hahaha... Cuma aku yang lihat dan tokohnya kamu sama ....”
jawab Dania. “lohh.. maksudnya gimana? Aku mau di jadiin badut apa?” jawabku
sedikit sebal. Selama diperjalanan kita berbincang-bincang.. yaa walaupun
suaranya agak kabur dan nggak jelas. Beberapa menit kemudian kita pun sampai di
sebuah taman. Giilaaaaa... banget Dania bisa sampai bawa sepeda motor sejauh
ini. “naahh, kita udah sampai. Ayooo turun” sahut Dania. “sebenernya kita mau
ngapain sih?” jawabku. “aku ada surprise buat kamu.. dan pastinya kamu juga
menginginkan ini kan?” jawab Dania. “aku nggak ngerti dehh maksudmu.”jawabku.
Selama berjalan dari tempat parkir menuju ke tempat yang di tuju aku pun selalu
bertanya tentang ini itu.
“naaahh,
kamu duduk disini aja dulu yaaa.. aku mau beli minum. Tunggu sebentar.. okeee”
sahut Dania.
“okee,
jangan lama-lama” jawabku.
“haaaii...
Clara.. apa kabar?” tiba-tiba ada Yudha dibelakangku.
“kamu..?
haaii juga, baik. Kamu sendiri gimana?”
“syukurlah,
boleh saya duduk disini?”
“boleh
silahkan..”
Aduuuhhh
sial! mana sih Dania lama banget nggak muncul-muncul. Atau jangan jangan ini surprise
nya.. ????
“lagi
ngapain disini?” sahutku.
“nggak
tau, pengen kesini aja. Ehh, kebetulan ketemu kamu. Kamu sendiri lagi ngapain
disini?” jawab Yudha.
“nggak
tau juga. Aku kesini juga di ajak tuh sama Dania, nggak tau kemana malah itu
anak.”
“oalah,
gitu? O,yaaa Clara.. ada yang pengen aku omongin ke kamu.” Sahut Yudha.
“tentang
apa? Omongin aja..”
“sebenernya
dari awal kita ketemu.. aku udah punya perasaan ke kamu. Aku bingung gimana
ngejelasinnya. Aku takut kamu marah. Dan aku bingung kapan mau ngomongnya..
mungkin ini waktu yang tepat.” Jawab Yudha dengan suara lirih.
Mimpi
apa aku semalem kok bisa kaya gini sih critanya... mana Dania nggak
balik-balik.
“Claraa...”
sahut Yudha.
“ehh,iyaa..”
“kok
malah diem, aku salah ngomong? maaf yaa...” jawab Yudha.
“ohh, enggak kok. Trus apa lagi yang mau kamu
omongin?” jawabku tidak karuan.
“lohh
kok malah trus..? jawabanmu apa?
“haa?
Jawaban?” jawabku makin tidak karuan.
“udaaahhhh
trima aja...” triak Dania.
“kemana
aja lo?” sahutku. “kemana aja hahaha.. udah urusin itu aja dulu.” Jawab Dania.
“ihh, awas lo yaa...”
“gimana
raa...?” tanya Yudha. Aku pun terdiam kembali dan hanya menganggukkan kepala.
“ciyeeeee... akhirnya pertunjukkan pun selesai.” Dania kegirangan. “ihh, dasar
nyebelin.” Jawabku agak kesal.
Pada
tanggal 21 Januari itu lah hari yang takkan pernah kulupakan.
7 Bulan sudah lamanya kita pacaran.
Tetapi entah kenapa akhir-akhir ini aku sedikit mulai bosan dengan tingkah
lakunya dan dia sering marah-marah nggak jelas. Tidak lama kemudian hubungan
kita pun berakhir dan ternyata dibalik penyebab ini semua ialah sahabat saya
sendiri, Dania.
“maaf
kan aku Claraaa... aku harap kita masih bisa jadi sahabat lagi kaya dulu..
meski pun itu menyakitkan bagimu.” pesan Dania melalui ponsel.
yaa
sudahlah.. anggap aja itu nggak pernah terjadi dan semuanya hanya menjadi
KENANGAN TERINDAH (21 Januari).